Subscribe to web2feel.com
Subscribe to web2feel.com

KOMUNIKASI UMUM

Selasa, 06 Mei 2008


A. Pendahuluan.

Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu tidak dapat dihindari bahwa manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan manusia dengan manusia lainnya, atau hubungan manusia dengan kelompok, atau hubungan kelompok dengan kelompok inilah yang disebut sebagai interàksi sosial.

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang

sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982)

Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhanuntük mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Narold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi:

Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitamya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dan pengalamannya, maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.

Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat Sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis.

Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi. Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai, perilaku, dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tatakrama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah difungsikan untuk mendidik warga negara Bagaimana media massa menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota masyarakat yang dilayaninya.

Ketiga fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. Profesor David K. Berlo dari Michigan State University menyebut secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dan interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendin dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat (Byrnes, 1965).

Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer, pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain sebagainya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi..

B. Pengertian.

Salah satu persoalan di dalam memberi pengertian komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika, dan lain sebagainya.

Carl I. Hovland dari Universitas Yale misalnya mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia. Charles F. Osgood di Universitas Illinois mempelajari audi empirik arti pesan. Paul F. Lazarsfeld dengan teman-temannya di Universitas Columbia mempelajari komunikasi antar pribadi (personal) dalam kaitannya dengan komunikasi massa. L Festinger, Elihu Katz, McGuire mempelajari teori ketidakcocokan (dissonance theory), teori konsistensi dan faktor-faktor psikoIogis lainnya yang erat hubungannya dengan komunikasi. Ithiel de Sola Pool, Deutsch, Davidson dan lain-lainnya mempelajari komunikasi internasional. Newcomb, Asch, Muzafir Sherif, Leavitt, Baveas dan kawan-kawannya mempelajari proses kelompok dalam kaitannya dengan komunikasi. G.A. Miller, Cohn Cherry menerapkan teori matematik dari Claude E. Shannon dan Warren Weaver terhadap persoalan-persoalan komunikasi antarmanusia. B. Barelson, 0. Hosti dan lain-lainnya mempelajari analisis isi pesan (content analysis). Miller mempelajani teori sistem, Carter mempelajari studi orientasi. N. Chomsky mempelajari komunikasi dari segi bahasa, dan M.A. May, A.A. Lumsdaine dan lainnya mempelajari proses belajar melalui komunikasi massa (Schramm, 1971).

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan din pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa:

‘Komunikasi adalah suatu transaksi proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan :

* membangun hubungan antarsesama manusia

* melalui pertukaran informasi

* untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain

* serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu’.

(Book, 1980).

Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa:

‘Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka’.

Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:

“Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.

C. Elemen-elemen komunikasi.

Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan dan siapa yang mendengarkan. Pandangan Aristoteles ini oleh sebagian besar pakar komunikasi dinilai lebih tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi publik dalam bentuk pidato atau retorika. Hal ini bisa dimengerti, karena pada zaman Aristoteles retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat populer bagi masyarakat Yunani.

Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949), dua orang insinyur listrik menyatakan bahwa terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur yang mendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal, penerima dan tujuan. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon.

Meski pandangan Shannon dan Weaver pada dasarnya berasal dan pemikiran proses komunikasi elektronika tetapi para sarjana yang muncul di belakangnya mencoba menerapkannya dalam proses komunikasi antarmanusia seperti yang dilakukan oleh Miller dan Cherry (Schramm; 1971).

Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Elemen-elemen komunikasi :

a. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dan satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

Seringkali dalam berkomunikasi, komunikator itu dipandang bukan isi pesannya yang diperhatikan oleh masyarakat, tapi “siapa dia” atau “sebagai apa” dia yang menyampaikan pesan tersebut. Ini berkaitan erat dengan kredibilitas (credibility) yang melekat pada diri seseorang.

Hovland dan Weiss menyebutkan bahwa kredibilitas dari seseorang terdiri dari dua unsur:

* expertise (keahlian)

* trustworthiness (dapat dipercaya)

Tapi kita tidak bisa melupakan faktor lain yang selalu mengikuti kredibilitas sehingga lebih efektif yailu faktor atraksi komunikator (Source attractiveness) dan kekuasaan (source power).

Menurut Herbert C, Kelman, komuinikasi yang kita lakukan akan mempengaruhi tiga hal pada orang lain: internalisasi (intemalization) karena sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya, identifikasi (identification) karena berhubungan dengan sesuatu yang memberikan kepuasan sehingga memperjelas konsep dirinya, dan ketundukan / kepatuhan (compliance) karena herharap mendapatkan reaksi yang menyenangkan dari kornunikasi tersebut.

Oleh karena itu penting bagi seorang komunikator untuk bisa “menunjukkan” dirinya terlebih dahulu sebelum melakukan komunikasi. Untuk dapat menunjukkan diri perlu persiapan yang sangat matang terutama persiapan secara inteligensia dan pengetahuan yang amat matang

b. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggnis pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

Supaya komunikasi sesuai dengan yang diharapkan,maka materi pesan harus jelas terutama dari segi bahasanya, agar terdapat kesamaan persepsi, kesamaan arti sehingga memudahkan terjadinya proses komunikasi.

c. Media

Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dan sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi.

Selain indera manusia, ada juga saluran- komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendeñgarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.

Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio cassette dan semacamnya.

Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, maka media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media) antara satu sama lainnya

d. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak ditenima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran.

Kenalilah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan. komunikasi.

e. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menenima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982). Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

f. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dan penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni:

* lingkungan fisik,

* lingkungan sosial budaya,

* lingkungan psikongis, dan

* dimensi waktu.

Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi seringkali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan pohtik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi misalnya kesamaan bahasa kepercayaan, adat istiadat dan status sosial.

D. Tipe Komunikasi

Secara umum tipe-tipe komunikasi adalah :

* Komunikasi Intrapersona.

* Komunikasi Antarpersona

* Komunikasi Publik

* Komunikasi Massa

1. Komunikasi Intrapersona.

Komunikasi yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya sendiri, dimana dia menerima, mengolah. menyimpan dan menghasilkan kernbali informasi yang didapatnya.

Tahap-tahap komunikasi intra persona,

* Sensasi

Proses penangkapan stimuli atau rangsangan oleh panca indra manusia

* Persepsi

Proses pemberian makna stimuli atau rangsangan yang didapat dan sensasi, persepsi dipengaruhi oleh kebutuhan, pengalaman masa lalu dan factor personal dari tiap individu.

* Memori

Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Yaitu suatu sistem yg sangat berstruktur yang menyebabkan individu sanggup rnerekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.

Memori mencakup tiga proses:

* perekaman (encoding); pencatatan informasi

* penyimpanan (storage); menentukan berapa lama informasi tsb ada didalam diri kita. dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan ini bisa bersifat aktif maupun pasif:

* Pemanggilan kembali (retrieval) penggunaan informasi yg disimpan

Dalam tahap ini terdapat 4 tahap:

* pengingatan (recall)

* pengenalan (recognition)

* belajar kembali (relearning)

* redintegrasi (redintegration); merekontruksi masa lalu melalui satu petunjuk kecil

* Berfikir

Berpikir adalah merupakan aktivitas psikis yang intensional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problema (masalah) yang harus dipecahkan. Dengan demikian bahwa dalam berpikir itu seseorang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lainnya dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi. Dengan mana, pengertian-pengertian itu merupakan bahan atau materi yang digunakan dalam proses berpikir. Dalam pemecahan persoalan individu membeda-bedakan, mempersatukan dan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan : mengapa, untuk apa, bagaimana, di mana dan lain sebagainya.

Berpikir juga berarti memahami realita dalam rangka rnengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan sesuatu yang baru (creativity).

Salah satu yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap suatu stimuli adalah berfikir, dimana didalamnya juga terdapat proses sensasi, persepsi, dan memori. Proses berfikir itu melibatkan penggunaan lambang-lambang, visual dan grafis.

Orang berflkir itu untuk:

* memahami realita atau kenyataan yang ada dalam rangka pengambilan keputusan (decision making), pemecahan masalah (problem solving), dan untuk rnenghasilkan sesuatu yang baru (creativity).

* memahami realita berarti menarik kesimpulan, meneliti berhagai kemungkinan penjelasan dan realitas secara eksternal dan internal.

Tiga macam berfikir:

1. Berfikir Deduktif

* mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, jika A benar, dan B benar, maka akan terjadi C, semua mahkluk pasti akan mati, anjing adalah rnahkluk, maka sernua anjing pasti akan mati

2. Berfikir Induktif

* dimulai dan yg khusus, ambil kesimpulan umum lalu digeneralisasikan . Contoh : pejabat A melakukan korupsi, pejabat B juga terlibat korupsi, pejabat C di propinsi X pun tersandung korupsi, jadi kesimpulannya semua pejabat korupsi. Apakàh demikian ?

3. Bertikir Evaluatif

* berfikir kritis, menilai baik buruknya sesuatu, tepat tidaknya suatu hal.

2. Komunikasi Antarpersona

Pada komunikasi antar persona terdapat pengaruh konsep diri pada perilaku manusia. Maksudnya adalah bagaimana anda memandang diri anda dan bagaimana orang lain memandang diri anda. Kesemuanya ini akan dipengaruhi pola interaksi anda dengan orang lain. Istilah komunikasi antarpersona disebut juga komunikasi sosial karena merujuk pada komunikasi yang dilakukan antar manusia atau antar individu atau terkait erat dengan hubungan antar manusia.

Komunikasi antapersona inenggunakan:

* Bahasa baik secara lisan maupun tertulis

* Isyarat -isyarat tubuh yang keluar pada waktu berkomunikasi

* Tanda-tanda atau signal seperti bendera, sandi morse, lampu, dll

* Gambar-gambar seperti grafik, peta, skema dll

Definisi:

“Antarpersona communication as the sending of message by one person and receiving of message by another person, of small group of persons with some effect and some immediate feedback”. (Joseph A. De Vito)

Komunikasi antarpersona melibatkan paling sedikit dua orang dalam pelaksanaannya. Maka komunikasi antarpersona juga disebut komunikasi diadik.

Perlu diingatkan dan ditekankan bahwa komunikasi intrapersona adalah dasar dari komunikasi antarpersona, karena tidak mungkin seseorang berbicara dengan orang lain tanpa dia terlebih dahu!u mengetahui dan mempertanyakan pada diri sendiri apa sebetulnya yang akan disampaikan kepada orang lain.

Kontek dari komunikasi :

* konteks fisik

* konteks sosial

* konteks psikologis

* konteks waktu

* konteks budaya (tambahan)

Keefektifan dari komunikasi antarpersona terjadi apabila tujuan untuk mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku komunikan dapat tercapai.

Hal-hal yang dapat membantu menciptakan komunikasi antar persona yang efektif :

* Terimalah orang lain sebagaimana adanya, meskipun anda suka atau tidak. Dengan pertimbangan bahwa anda tidak dapat merubah nilai, tujuan, pendapat, dan perasaannya pada saat itu juga.

* Harapkan dan undang orang lain untuk mengekspresikan perasaannya, tujuannya, nilai2 nya, keraguannya dll.

* Ekspresikan reaksi anda sendiri dalam sikap dan tingkah laku

* Jaga hubungan perasaan anda masing-masing dan buatlah komunikasi itu hanya berdasarkan atas rasa berkawan dan keramahan.

* Jangan menilai secara kritis (jangan mengkritik) pandangan orang lain yang berbeda dan bertentangan dengan pandangan anda

* Pandanglah secara keseluruhan sebagai suatu proses bersama untuk mencapai tingkat kebijaksanaan yang lebih tinggi dan mandiri.

De Vito juga mengemukakan bahwa ada lima karakteristik untuk komunikasi antarpersona yang efektif:

1. Keterbukaan (Openess)

2. Empati (Emphaty)

3. Dukungan (Supportiveness)

4. Rasa Positif (Positiveness)

5. Kesamaan (Equality.)

Makin tertarik kita kepada seseorang maka makin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan orang tersebut.

Faktor situasional yang mempengaruhi atraksi antarpersona:

* daya tarik fisik (physical attractiveness)

* ganjaran/penghargaan (reward)

* tidak asing (familiarity)

* kedekatan (proximity)

* kemampuan (competence)

3. Komunikasi Publik

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi retorika, public speaking dan komunikasi khalayak (audience communication). Apa pun namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.

Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interpersonal (pribadi), karena berlangsung secara tatap muka, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar sehingga memiliki ciri masing-masing.

Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinu. Dapat diidentifikasi siapa yang berbicara (sumber) dan siapa pendengarnya. Interaksi antara sumber dan penerima sangat terbatas, sehingga tanggapan balik juga terbatas. Hal ini disebabkan karena waktu yang digunakan sangat terbatas, dan jumlah khalayak relatif besar. Sumber seringkali tidak dapat mengidentifikasi satu-per satu pendengamya.

Ciri lain yang dimiliki komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan itu tidak berlangsung secara spontanitas, tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal. Tipe komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti kuliah umum, khotbah, rapat akbar, pengarahan, ceramah, dan semacamnya.

Ada kalangan tertentu menilai bahwa komunikasi publik bisa digolongkan komunikasi massa bila dilihat pesannya yang terbuka. Tetapi terdapat beberapa kasus tertentu di mana pesan yang disampaikan itu terbatas pada segmen khalayak tertentu, misalnya pengarahan, sentiaji, diskusi panel, seminar, dan rapat anggota. Karena itu komunikasi publik bisa juga disebut komunikasi kelompok bila dilihat dan segi tempat dan situasi.

4. Komunikasi Massa

Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian komunikasi massa. Ada yang menilai dan segmen khalayaknya, dan segi medianya dan ada pula dan sifat pesannya.. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dan sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, maka komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dan segi usia, agama, suku, pekerjaan maupun dan segi kebutuhan.

Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa, ialah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dan banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan sebagainya. Karena itu proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit.

Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi maka umpan balik dan khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar.

Selain dan itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya.

Jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang tersebar heterogen, dan anonim melalui media massa (cetak maupun elektronik) sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Komunikasi massa komunikatornya lebih banyak, terorganisasikan dan terlembagakan.

Ditujukan pada orang banyak yang bersifat anonim dan heterogen - Wilbur Schramm

Karakteristik komunikasi massa menurut Charles Wright:

* Kornunikasi massa itu ditujukan kepada audience yang relatif besar atau luas, bersifat heterogen, dan anonirn. Kegiatannya dilakukan secara cepat datam waktu tertentu.

* Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicity), sering ditentukan waktunya untuk mencapai sebagian besar audiens nya secara simultan / serempak

* Komunikatornya dikerjakan oleh suatu bentuk organisasi yang nienggunakan pembiayaan sangat besar.

Pesan-pesan dalam komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan melalui media massa, bersifat masalitas, dan ditujukan kepada audiens yang luas. Penyampaian pesan bersifat umum, disampaikan secara cepat, dan terbuka untuk semua orang.

Media massa modern mempunyai peranan penting sebagai sarana penerangan., pendidikan, dan sarana hiburan. Bahkan juga dipandang sebagai sarana perubahan dan pembaharuan pada masyarakat.

E. Tujuan umum dari komunikasi.

Secara umum tujuan komunikasi adalah :

* Perubahan sikap (attitude change)

* Perubahan pendapat (opinion change)

* Perubahan perilaku (behavior change)

* Perubahan secara sosial (social change)

F. Kegagalan dalam komunikasi.

Kegagalan dalam komunikasi, biasanya terjadi karena komunikasi yang tidak sempurna. Penerima tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksud oleh pengirim berita, atau mengerti hanya sebagian atau salah mengerti. Gangguan atau rintangan yang bisa menyebabkan kegagalan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu:

* Gangguan Teknis

* Gangguan semantik

* Gangguan psikologis

* Rintangan fisik atau organik

* Rintangan status

* Rintangan kerangka berpikir

* Rintangan budaya

Daftar pustaka :

Pengantar Ilmu Komunikasi …………. Prof.Dr.H.Hafield Cangara, MSc.

Pengantar Umum Psikologi …………..… DR. Sarlito Wirawan Sarwono.

0 komentar

Posting Komentar