Subscribe to web2feel.com
Subscribe to web2feel.com



Hal pertama yang diperlukan untuk berhenti merokok adalah niat.


Mari berhenti merokok! Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh RS Pusat Kanker Nasional Dharmais mengatakan, 90 persen kanker paru dan 30 persen kanker lainnya akan dapat dicegah dengan cara berhenti merokok.


Lebih lanjut juga dituliskan apa saja manfaat yang dapat kita peroleh jika berhenti merokok. Pertama, dengan tidak lagi merokok berarti kita mengurangi risiko terkena serangan jantung, kanker paru, penyakit paru kronik, obstruktif, stroke, tukak lambung, hambatan pertumbuhan janin, gangguan kehamilan dan persalinan, impoten dan infertilitas, dan osteoporosis.

Penyakit tersebut siap menyerang kita karena di dalam satu batang rokok ada setidaknya 4.000 bahan kimia, 400 di antaranya beracun dan kira-kira 40 di antaranya dapat menyebabkan kanker. Ada 3 racun yang paling berbahaya, yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida. Nikotin yang hanya butuh 10 detik untuk mencapai otak membuat kita ketagihan.

Kedua, bernapas dengan lebih mudah dan mempunyai stamina yang lebih baik. Ketiga, menghemat pengeluaran kita dari membeli rokok. Jika dalam sehari kita menghabiskan sebungkus rokok, maka kira-kira kita akan menghemat Rp. 5.475.000 selama setahun. Jika lebih dari sebungkus, maka semakin banyak penghematan yang kita lakukan.

Keempat, menghemat biaya pengobatan dan pembayaran asuransi. Kelima, mempunyai gigi yang lebih bersih, napas, baju, kamar, rumah, dan mobil yang tidak berbau.

Keenam, ini yang sangat penting bahwa dengan berhenti merokok kita menyelamatkan orang-orang di sekeliling kita yang tidak merokok, terutama anak-anak dan istri kita. Karena perokok aktif hanya mengisap 25 persen asap rokok yang berasal dari ujung yang terbakar, sementara 75 persen lainnya diberikan kepada nonperokok.

Anak-anak dengan orangtua perokok aktif berisiko menderita penyakit napas, misalnya asma, dua kali lebih besar dari anak yang orangtuanya tidak merokok. Mempersiapkan diri untuk berhenti merokok harus diawali dengan niat dan motivasi yang kuat.

Jadi, matikanlah rokok Anda, sebelum rokok mematikan Anda!

KOMPAS.com

Selasa, 12 Mei 2009 | 10:14 WIB


SAKIT kepala dan rasa sakit pada tubuh manusia, seperti pada saraf leher dan punggung, kerap dialami siapa saja. Ini tentu sangat mengganggu kegiatan kita sehari-hari. Salah satu kondisi yang biasa terjadi adalah nyeri saraf post herpetic, atau yang dikenal dengan sebutan shingles.

Kondisi ini biasa terjadi pada orang tua dan menyebabkan rasa sakit terbakar pada wajah dan dada, dan dapat berlangsung bertahun-tahun. Pada wajah, rasa sakit ini dapat memengaruhi mata dan menyebabkan kebutaan jika tidak dirawat dengan benar. Pasien akan merasa tidak nyaman luar biasa, bahkan pakaian yang dikenakan pun bisa menjadi pemicu rasa sakit ini. Tidur terganggu hingga menyebabkan keinginan bunuh diri. Meski demikian, diagnosis yang tepat dan pengobatan yang benar bakal menyembuhkan situasi dan pasien dapat menjalani hidup normal.

Pasien dalam kondisi parah biasanya langsung menjalani rawat inap di rumah sakit. Pasien akan diberikan pengobatan dengan baik untuk mengendalikan rasa sakitnya. Banyak pasien yang merespons ini dan meninggalkan rumah sakit terbebas dari rasa sakit. Meski demikian, tak jarang banyak prosedur invasif diperlukan. Contohnya, injeksi pada sisi sendi, injeksi epidural steroid, dan tindakan radiofrekuensi dilakukan di rumah sakit dibantu sinar-X.

Tindakan pengobatan ini sangat efektif bagi pasien dengan rasa sakit leher atau punggung bagian bawah kronis khususnya waktu ada kemerosotan piringan dan saraf impingement. Banyak pasien merasa lebih baik dan rasa nyaman bisa bertahan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dengan injeksi biasa. Bahkan, sampai setahun dengan pengobatan radiofrekuensi.

"Di saat rasa sakit mereka berkurang dengan pertolongan intervensi ini, kami menangani rasa sakit mereka dengan pengobatan dan perlakuan yang saling mengimbangi seperti akupunktur dan fisioterapi. Saya sangat senang ketika mengatakan bahwa banyak dari pasien sembuh total ketika dirawat dengan cara ini."

Cara perawatan inovatif lainnya atau terapi penanganan sakit tradisional adalah terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT). Bentuk pengobatan ini memerlukan terapi kelompok, dengan cara sekelompok pasien yang mengalami sakit kronis berkumpul untuk mempelajari berbagai metode mengelola rasa sakit dengan menggunakan pengobatan.

Instruktur terdiri dari dokter spesialis, ahli fisioterapi, ahli akupunktur, dan psikolog akan mengajar pasien untuk memakai alat ini. Ini adalah pelatihan intensif yang melibatkan partisipasi seharian penuh dan berjalan selama 1-2 minggu. Banyak dari peserta ini melaporkan bertambahnya kemampuan untuk mengelola rasa sakit mereka setelah menjalani pengobatan ini.*

oleh Dr Charles Siow
Consultant Neurologist and Pain Specialist
di Siow Neurology Headache and Pain Centre, Singapura

Kompas.com - 31 Januari 2009



Jangan marahi si kecil karena ia mengompol. Cari tahu mengapa ia mengompol, lalu bantu ia mengatasinya.

Anak-anak berhasil belajar mengkontrol buang air kecilnya berbeda-beda. Anak-anak di bawah usia 4 tahun sering mengompol karena mereka belum bisa mengkontrol kantung kemihnya. Namun, umumnya, anak-anak usia 5-6 tahun sudah bisa tidur tanpa mengompol.

Mengompol dijuluki bagi anak yang sudah di atas umur 5 tahun yang seharusnya sudah tidak lagi membasahi tempat tidurnya dan bisa bangun untuk pipis sendiri. Bagi para orangtua, anak yang mengompol bisa jadi hal yang menyusahkan, karena ia harus terbangun tengah malam dan Anda harus membersihkan sisanya. Namun, bagi si kecil yang mengompol pun, kejadian seperti ini bisa jadi hal yang memalukan dan membuatnya tertekan juga. Penting untuk orangtua bisa bersikap suportif dan lebih sabar. Usahakan untuk tidak menghukumnya karena mengompol.

Anak kecil yang tak sengaja mengompol biasanya terjadi karena;

  • Pertumbuhan yang terganggu. Anak-anak yang sistem sarafnya belum berkembang sepenuhnya bisa tak menyadari ketika kantung kemihnya penuh.
  • Kantung kemih yang kecil. Ada beberapa anak yang memiliki kantung kemih yang cepat penuh.
  • Hormon antidiuretik yang kurang banyak. Tubuh memiliki hormon yang meningkat di malam hari, fungsinya untuk mengatur ginjal agar tidak mengeluarkan banyak cairan. Beebrapa anak bisa jadi tak memiliki hormon ini cukup banyak.
  • Tidur pulas. Sebagian anak, saking tidur pulasnya tak bisa bangun untuk buang air di kamar mandi. Seiring ia beranjak dewasa dan pola tidurnya berubah, hal ini akan berubah.
  • Faktor emosional atau sosial. Anak-anak bisa sering mengompol ketika ia berada dalam tekanan. Contohnya, ketika ia baru saja mendapatkan adik baru dan merasa tersaingi.
  • Anak-anak yang biasanya (lebih dari 6 bulan) tidak pernah mengompol tiba-tiba membasahi tempat tidur dengan air seninya saat tidur bisa jadi memiliki masalah di kantung kemihnya. Atau bisa juga akibat stres.


Mengatasinya?
Untuk anak di usia 7 tahun dan lebih muda, perawatan tak dibutuhkan untuk mengatasi ompolnya. Kebanyakan anak di usia ini sudah bisa mengkontrol kantung kemihnya seiring perkembangannya. Namun, jika anak lebih dari 7 tahun masih mengompol lebih dari 2 kali seminggu selama 3 bulan berturut-turut, maka perlu dicurigai. Apalagi jika keadaan ini mengganggu emosional dan sosialnya. Coba bantu ia dengan dukungan ketika ia berhasil tidur melewati malam tanpa ompol. Namun jika masalah ompolnya lebih kompleks dan diakibatkan oleh masalah medis, seperti infeksi kantung kemih, maka perlu menemui dokter untuk mengatasinya.
Bantu anak untuk mengerti, bahwa mengkontrol kantung kemihnya akan lebih mudah seiring ia beranjak dewasa. Berikut adalah tips yang bisa Anda lakukan:

  • Berikan minuman dan cairan pada anak lebih banyak di pagi dan siang hari. Kurangi memberikan banyak cairan di malam hari.
  • Kurangi asupan kafein si kecil, seperti cokelat, minuman berkola khususnya di malam hari.
  • Ajak si kecil untuk terbiasa buang air kecil sebelum ia beranjak tidur.
  • Tawarkan buah hati Anda untuk mengenakan popok, namun jangan paksakan. Jika ia merasa nyaman, biarkan ia memakainya untuk sementara waktu hingga ia bisa mengkontrol kantung kemihnya.
  • Puji dan berikan dukungan ketika ia berhasil tidak mengompol.

SUMBER : NAD/Kompas.com, 21 Mei 2009

Oleh : Ubaydillah, AN


Seorang ayah muda akhirnya dapat membenarkan ucapan ibu mertuanya. Ayah muda ini tak tahan saat melihat anak perempuannya menangis dengan suara yang keras sambil melemparkan benda-benda mainan di sekitarnya. Karena tak tahan, biasanya yang dilakukan adalah menghindari suasana itu sebisa mungkin atau bereaksi secara agresif yang diakhir dengan penyesalan.

Kepada ibu mertuanya, si ayah muda ini bilang kalau dirinya tak tahan melihat anak kecil menangis. Tetapi apa jawab ibu mertuanya? Ibu mertuanya bilang kalau dulu dirinya juga begitu. Ketetapan hatinya menghadapi anak kecil diperoleh secara alamiah melalui proses yang tidak langsung. "Nanti kamu kalau terus belajar juga akan tahan, nak", ucap ibu mertuanya dengan santai.

Itu mungkin ucapan orangtua yang sederhana. Tetapi sebetulnya mengandung kearifan yang penting bagi pasangan muda. Ketetapan – keteguhan hati menghadapi kerewelan anak kecil itu sama seperti kekuatan dalam mengelola kesuksesan dan kegagalan. Kekuatan seseorang dalam mengelola kesuksesan itu tak diperoleh setelah orang itu menikmati kesuksesan. Kekuatan itu diperoleh jika seseorang berani, mampu dan mau berproses, menghadapi kesulitan, ganjalan, kegagalan dan lika liku perjalanan kehidupannya dengan tekun dan setia. Serangkaian "prosesi" alamiah ini yang memperkuat batin seseorang. Sama juga seperti batang pohon. Ia menguat dengan proses fotosintesis yang memperkuat daun, cabang dan ranting, seiring hempasan angin yang menerpanya.

Secara pribadi, saya kerap ditanya terkait dengan bagaimana menghadapi anak kecil dengan sabar saat menangis meminta sesuatu. Pertanyaannya sederhana, tetapi jawabannya tak ada yang sederhana. Kenapa? Ibarat orang memetik buah, jawaban itu sudah ada di atas sana dan tangganya pun sudah disediakan. Cuma, untuk memetik buah itu kita harus menaikinya sendiri. Buah itu tak jatuh dengan kata-kata, pengetahuan atau dengan menyuruh orang lain.

Kalau membaca sejumlah penjelasan ahli mengenai anak kecil, sangat wajar kalau kita sebagai orangtua itu mengalami kekagetan. Menurut Prof. Robert G. Harrington, PhD, dari University of Kansas, temper tantrum dialami seorang anak ketika usianya antara 1-4 tahun (Temper Tantrums: Guidelines for Parents: 2004),

Temper tantrum adalah problem normal pada perilaku anak kecil dalam mengungkapkan kejengkelannya ketika belum memiliki kata-kata yang memadai untuk mengungkapkan frustasinya atau belum memiliki kemampuan mengontrol dirinya atau bahkan kemampuan untuk melaksanakan keinginannya secara mandiri. Bentuknya banyak, misalnya berguling-guling saat menangis, menendang-nendang benda, atau membanting pintu saat ngambek, atau merajuk, menolak makan dan bicara.

Untuk orangtua yang sedang menghadapi perilaku seperti ini sangat disarankan agar tidak melihatnya sebagai kelainan yang luar bisa ataupun kewajaran yang luar biasa, melainkan melihatnya sebagai bagian proses tumbuh kembang yang perlu di lalui kedua pihak (orang tua dan anak). Persepsi itu menentukan tindakan orang tua, bentuknya bisa mulai dari menghukum secara luar biasa atau luar biasa toleran, karena dianggap "ah, kan masih kecil..." Proses ini mau tidak mau di lalui sebagai latihan mental orang tua maupun anak, sekaligus meletakkan dasar nilai dalam diri anak. Kalau di dalam masa ini orang tua memberikan instant gratification – kepuasan instan, demi menghentikan rengekan, kelak anak kita tidak menyadari bahwa manusia untuk bisa hidup haruslah bekerja; dan joy, contentment – merupakan dampak dari usaha optimum yang telah di keluarkan hingga mendatangkan kepuasan, regardless hasilnya.

Satu hal yang perlu di renungkan, misalkan kita tidak tahan dengan rengekan anak, lantas cepat-cepat memenuhi permintaan anak, atau pun di bribe – di sogok dengan janji-janji surga, supaya anak diam, jangan-jangan, kita sampai menjadi orang tua, belum berhasil mengatasi dorongan instant gratification diri sendiri. Maunya cepat-cepat ada, kalau perlu pakai jalan pintas. Ketidakmampuan mengelola dorongan dalam diri kita sebagai orang tua, akan terulang kembali ketika kita menghadapi anak.

Belajar bijak dan dewasa dari anak

Kalau melihat ke struktur ajaran keimanan, kesabaran itu disejajarkan dengan kesyukuran. Ketika hidup kita dalam keadaan positif maka kita diperintahkan untuk memfungsikan kesyukuran, dalam arti memunculkan ide positif, menjalankan aksi positif, cara positif, untuk meraih tujuan positif. Tapi, giliran menghadapi situasi negatif, maka kesabaranlah yang harus difungsikan. Tapi definisi kesabaran di sini berbeda dengan kesabaran patetik dan fatalistik, hanya menunggu tanpa berbuat apa-apa – dan ini setara dengan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Kesabaran dalam definisi ini, adalah kesabaran dalam konteks ketahanan mental yang diwujudkan dalam ketekunan kita sebagai orang tua untuk berproses. Artinya, belajar mengenal dan memperbaiki kelemahan kita dari hubungan yang terjalin dengan anak. Sebenarnya kita bisa melihat dengan sangat jelas, bahwa ada beberapa kesamaan antara sikap, karakter dan kebiasaan kita dengan anak baik dalam hal positif maupun negatif. Termasuk soal temper tantrum sebagai solusi instan untuk memperoleh keinginan.

Jadi sebetulnya, awalnya pelajaran kesabaran bukan di arahkan ke anak, tapi pada diri sendiri. Kalau kita sendiri tidak "sabar", mendengar rengekan anak, melihat kenakalan anak, melihat tindakan anak yang tidak mendukung image kita, melihat rupa anak yang tidak semanis atau secakep harapan kita – maka tidak heran jika kita ingin cepat keluar dari situasi itu, umumnya dengan sikap fatalistik. Makanya kita sering dengar ucapan "yah, mau bagaimana lagi...sudah bawan lahir dia nakal..."atau.."wajar laaah.....dia kan masih kecil"....jangan-jangan, kita sendiri yang tidak mampu mengelola dorongan-dorongan diri untuk tidak merokok, tidak nonton sinetron di kala anak belajar, tidak gossiping di saat kerja, tidak main game saat pekerjaan menumpuk, tidak shopping mania karena 70% discount.

Ada sebagian kita yang seakan-akan bijak sejak lahir. Dari lahir sudah kelihatan potensi "sabar" nya. Sebenarnya, juga produk dari sebuah proses, karena karakter orang tua serta proses hidup yang dialami turut menentukan dan mempengaruhi sifat, karakter, dan hal-hal yang bersifat "bawaan" anak.

Tapi ada juga yang seperti pohon beringin. Untuk meraih kematangan jiwanya, orang itu harus berkolaborasi dengan terpaan angin, teriknya matahari, sengatan benalu, atau torehan pisau orang iseng – semua itu proses hidup yang sebenarnya, kalau digunakan dan di tempatkan dengan benar, melahirkan kebijaksanaan yang mengalir dalam sikap tekun dan setia – sabar untuk dibentuk dan membentuk diri – sebelum membentuk orang lain. Bayangkan saja, kalau kita nya sendiri belum punya bentuk, masih foto copy pola lama, atau masih format original yang belum di up grade – alias masih mengedepankan "Id" bagaimana bisa membentuk anak?

Intinya, semua orang itu diberi potensi untuk menjadi "penyabar lan bijak". Soal potensi itu kita gunakan atau tidak, ini kita yang ditawari untuk memilih. Karena itu, perintah bersabar itu bersifat umum dan mutlak, tidak hanya ditujukan kepada orang tertentu tapi kepada tiap orang.

Beberapa Faktor Pendukung

Ketika konteksnya kita bawa untuk menjelaskan bagaimana kita bisa menjadi orangtua yang lebih sabar dan bijak, maka secara umum memang ada beberapa faktor yang bisa kita sebut sebagai pendukung untuk ke sana. Sejumlah faktor itu bisa kita sebutkan di sini, antara lain:

  • Hubungan orangtua / ayah-ibu. Semakin sinergis hubungan yang terjalin antara ayah dan ibu, baik secara lahir dan batin, semakin besar potensi untuk saling memberi support dalam menghadapi tantangan menjadi "orang tua". Banyak hasil penelitian yang mengungkap bahwa anak sering jadi korban ketidakhamonisan orangtuanya. Kalau orang tua sendiri sudah berselisih paham dan nilai, atau adu kekuatan, atau bahkan yang satu menjajah yang lain, bagaimana bisa berkolaborasi untuk mendidik anak ?
  • Persepsi orangtua. Orangtua yang menganggap dirinya sebagai guru dan penguasa yang serba segala-galanya di hadapan anak, mungkin lebih sulit belajar sabar lan bijak dibanding orangtua yang juga menyadari pentingnya untuk menjadi "murid" yang punya kesediaan memahami dan mempelajari prilaku anak untuk ditemukan solusinya.
  • Penguasaan suasana batin. Orangtua yang lebih matang dalam mengontrol stress, akan lebih mudah belajar menjadi lebih sabar ketimbang orangtua yang selalu reaktif terhadap stress atau membawa-bawa stress-nya dalam menghadapi anak. Kalau orang tua sendiri blm mampu mengolah
  • Kematangan mental. Orangtua yang pengalaman hidupnya lebih variatif, jiwanya lebih besar, pede-nya lebih tinggi, atau nilai-nilai yang ada di dadanya lebih kuat, akan lebih mudah mempelajari kesabaran.
  • Penyikapan terhadap keadaan ekonomi keluarga. Ini pengertiannya bukan soal kaya atau miskin, melainkan lebih pada bagaimana penyikapan terhadap fluktuasi kondisi ekonomi keluarga di saat-saat tertentu. Sikap yang positif akan lebih mendukung untuk belajar lebih sabar ketimbang sikap yang negatif.
  • Wacana dan nilai-nilai yang dikembangkan dalam keluarga. Keluarga yang masih membuka pembicaraan mengenai wacana hidup yang menggugah jiwa atau nilai-nilai kearifan yang mencerahkan, akan lebih mudah belajar kesabaran ketimbang keluarga yang materi pembicaraannya sebatas pada hal-hal yang superfisial.
  • Situasi dan kondisi eksternal keluarga secara umum. Keluarga yang orang-orang di dalamnya satu hati, satu visi, dan satu irama, akan lebih mendukung untuk belajar kesabaran.

Itu semua adalah faktor pendukung. Faktor ini hanya akan aktif dukungannya apabila kita mengaktifkan faktor penentu. Siapa yang menjadi faktor penentu di sini? Faktor penentunya adalah kita dengan segala komitmen yang kita miliki untuk belajar "sabar" – ikut berproses dan bertumbuh jadi dewasa seiring dengan proses tumbuh kembang anak kita.

Beberapa Tips Menghadapi Rewelan Anak

Apa saja yang bisa kita lakukan saat menghadapi anak yang sedang rewel, ngambek, atau marah? Di bawah ini ada sejumlah cara yang mungkin bisa kita pilih salah satunya atau sebagiannya sebagai langkah menjadi orangtua yang lebih rasional:

  • Belajar menguasai diri lebih dulu. Dengan menguasai diri, kalau pun kita marah, marahlah secara rasional, sehingga tidak lepas kendali.
  • Ajarkan anak dari kecil untuk mengenali emosinya dan cara yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan perasaannya.
  • Abaikan reaksi emosi anak yang irrasional dan tidak logis – tapi berikan penjelasan mengapa Anda mengabaikan rengekan dan jeritannya.
  • Terapkan disiplin yang logis, misalnya setiap dia ngambek, kita mengajaknya di kamar, biarkan sendiri dalam beberapa waktu sampai bisa mengendalikan diri dan setelahnya di ajak bicara dari hati ke hati dengan akal sehat.
  • Terus berusaha mengungkap motif di balik perilaku yang ngambek itu, mungkin mencari perhatian, mengajukan tuntutan, atau menolak apa yang kita perintahkan. Secara umum, ke-ngambek-an yang tingkat rutinitasnya tinggi dan alasannya sangat abstrak, biasanya disebabkan oleh kurangnya kualitas hubungan / kehangatan hubungan / kedekatan, sehingga yang terjadi, orang tua mengendalikan anak, atau anak mengendalikan orang tua.
  • Lebih fokuslah untuk memberikan reward atas perilaku yang positif ketimbang bereaksi negatif atas perilaku yang negatif. Misalnya, kalau dia sudah berhasil mengurangi intensitas dan frekuensi ke-ngambek-kannya, ya kita perlu mengasih reward dalam berbagai bentuk yang bisa ia tafsirkan sebagai penghargaan.
  • Jangan sampai kita takut dengan perilaku anak yang ngambek lalu kita mengabulkan permintaannya. Ini akan mengajarkan sebuah teknik hidup bahwa ngambek-lah cara yang paling mulus untuk mencapai tujuan. Tapi jangan juga memunculkan kesan bahwa kalau dia tidak ngambek, permintaannya sering diabaikan.
  • Terus intensifkan membuka komunikasi yang semakin heart to heart agar kita bisa memahamkan perilaku yang baik atau mendiskusikan efek buruk bagi perilaku yang buruk. Bisa juga menjadikan anak lain yang suka ngambek sebagai bahan studi kasus dengan dia, namun tetap menghindari sikap "menyerang".

Keanehan Dunia

Dunia ini sering menunjukkan keanehan. Sebagian besar kita meyakini keburukan itu hanya bisa dikalahkan dengan keburukan juga. Padahal kita tahu kebaikanlah yang sering menang melawan keburukan dengan hasil yang sangat manis. Itulah kenapa kita perlu berlatih "kesabaran" dalam menghadapi amukan topan badai anak kita. Semoga bermanfaat.


Sumber : http://www.e-psikologi.com

1. Pengertian :
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana
segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti
Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
2. Etiologi:
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak,
jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon
memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan
terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan
suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.
3. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena
keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi
terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan
faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium
dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak
hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
4. Gejala Dan Tanda
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak
ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah
sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi
- 1 -
cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan
dalam kencing.
3. Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan
cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan
kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah
kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan
yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga
dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan
makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena
kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan
medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ
vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan
selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan
yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal
gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita
minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
7. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya
dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan
- 2 -
janin.
2. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian Data Fokus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak
direncanakan.
c. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi
urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg),
membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat
bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama
- Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
- Turgor kulit, lidah kering
- Adanya aseton dalam urine
j. Pemeriksaan diagnostik
- USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel,
mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
- Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
- Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
4. Catat intake dan output.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada
siang hari dan sebelum tidur
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
- 3 -
13. Ukur pembesaran uterus.
Rasional
1. Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
4. Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6. dapat menstimulus mual dan muntah
7. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
8. Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
9. Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
10. Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar
Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I.
12. Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada
janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien
dan bandingkan dengan standar.
4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit.
Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional
1. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG),
perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi
intervensi.
3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
4. Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
3. Berikan support psikologis
4. Berikan penguatan positif
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional
1. Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4. Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan
INTERVENSI RASIONAL
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
- 4 -
Rasional
1. Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan
kelelahan/kepekaan uterus.
2. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
3. Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
4. Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
Hiperemesis Gravidarum (HG)
Definisi
Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan
muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita
hamil mengalami morning sickness, 1,5 – 2 % mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih
serius. Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6
- 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 – 20 masa kehamilan.
Penyebab
Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum diketahui namun diperkirakan berhubungan dengan kehamilan
pertama; peningkatan hormonal pada kehamilan, terutama pada kehamilan ganda dan hamil anggur; usia di
bawah 24 tahun; perubahan metabolik dalam kehamilan; alergi; dan faktor psikososial. Wanita dengan riwayat
mual pada kehamilan sebelumnya dan mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) juga mengalami
peningkatan risiko HG. Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya adalah :
*
Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan pertama kehamilan dan dapat
memicu bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah
*
Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol mual dan muntah
*
Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena memberikan ruang untuk
perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan
lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mual dan muntah
*
Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning sickness
*
Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap
harinya
*
Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan dengan HG juga terinfeksi dengan
bakteri ini, yang dapat menyebabkan luka pada lambung
Derajat hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan gejala yang dialaminya, yaitu :
* Derajat 1
Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya makanan atau minuman selama 24
jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2-3 kg dalam 1-2
minggu), nyeri ulu hati, nadi meningkat sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik menurun, tekanan kulit
menurun dan mata cekung
* Derajat 2
- 5 -
Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik
dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, pengentalan darah,
urin berkurang, dan sulit BAB. Pada napas dapat tercium bau aseton
* Derajat 3
Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu
meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala:
nistagmus, penglihatan ganda, dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat makanan termasuk
vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan hati
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan keton urin (air
seni), serta elektrolit darah.
Tatalaksana
Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya gejala yang terjadi. Tatalaksana
dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika menatalaksana ibu dengan HG, pencegahan serta koreksi
kekurangan nutrisi adalah prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat.
Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk gangguan elektrolit dan
cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan
makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat.
Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:
* Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil
* Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan menghindari makanan berminyak
serta berbau lemak
* Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat penenang, vitamin B1 dan
B6, dan antimuntah
* Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk
* Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan vitamin B kompleks,
vitamin C, dan kalium
* Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang adekuat tidak memberikan
respon
Pencegahan
Wanita yang mulai mengkonsumsi vitamin sejak kehamilan dini dapat menurunkan risiko hiperemesis
gravidarum. Satu kali gejala HG muncul, maka perlu penatalaksanaan sejak dini agar tidak terjadi perburukan.
Hiperemesis Gravidarum
Emesis Gravidarum
Kriteria:
* Mual dan mutah selama kehamilan muda (6-16 minggu)
* Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari
* Sering timbul pada pagi hari (morning sickness).
Penatalaksaan:
* Pendekatan psikologis—>> terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan muda, akan hilang sendiri
setelah kehamilan 16 minggu
- 6 -
* Perbanyak istirahat
* Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
* Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock—>> Antivomitus (Primperan inj. +/
oral) tranguliser.
Hiperemesis Gravidarum
Kreteria:
* Mual dan mutah semakin hebat
* Tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksaan:
* Rawat inap
* Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
* Obat-obat diberikan parenteral
* Infus D10% (2000 ml) + RD5% (2000 ml) / hari tiap botol tambahan: Antiemetik (metoklopramid hidrochlorid)
1 amp (10 mg), Vit. B Komplek 2 ml, Vit.C 1 amp, Kalau perlu Diazepam 10 mg im
* Psikoterapi
* Dalam 24 jam pertama—>> evaluasi
* Bila membaik : boleh makan / minum bertahap
* Bila tetap : Stop makan minum ? lanjutka R/ di atas untuk 24 jam kedua
* Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik—>> pertimbangan rujukan
* Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah
Kriteria pulang:
* Mual dan mutah tidak ada lagi
* Keluhan subyektif tidak ada
* Tanda-tanda vital baik.
———————————————————————————————————————cak moki
POSTED BY cak moki ON 09.22.06 @ 2:24 am |
4 Comments »
The URI to TrackBack this entry is: http://cakmoki.blogsome.com/2006/09/22/hiperemesis-gravidarum/trackback/
1.
kurang banyak atau kurang lengkap informasi seputar emesis gravidarum & hiperemesis gravidarumnya
Comment by uwei colostomi — October 12, 2007 @ 1:43 pm
2.
sebaiknya diperjelas dengan baik
Comment by uwei colostomi — October 12, 2007 @ 1:44 pm
3.
ini emang ringkasan untuk teknis, bukan artikel or jurnal, judulnya aja protap, hehehehe
Comment by cak moki — November 30, 2007 @ 2:06 pm
4.
bagaimana mekanisme pemberian tablet B6 untuk mengurangi emesis gravidarum pada kehamilan trimester I
?dan pada dosis berapa efektivitas pemberian tablet tersebut untuk dapat mengurangi emesis tersebut adakah
- 7 -
buku yang bisa menjelaskan hal tersebut mohon bantuannya ? ,terima kasih
Pengertian
__________
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat
dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit
seperti appendisitis, pielititis, dan sebagainya.(1)
Etiologi
________
Tidak jelas.(2)
Klasifikasi(2,3,4)
___________
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
1. Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat-badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,
lendir dan sedikit empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir
keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah
sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin
masih normal.
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole
kurang 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton
ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat menurun.
3. Tingkat III
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.
Diagnosis(2,4)
_________
1. Amenore yang disertai muntah hebat (segala yang dimakan dan diminum akan
dimuntahkan), pekerjaan sehari-hari terganggu, dan haus hebat.
2. Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
3. Fisis : dehidrasi, keadaan berat, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan
menurun, porsio lunak pada vaginal touche, uterus besar sesuai besarnya
kehamilan.
4. Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left,
benda keton dan proteinuria.
- 8 -