(Foto: Liputan6.com)
Dalam beberapa bulan terakhir kita membaca berita tentang penyebaran penyakit dengan nama Leishmaniasis di Suriah. Para aktivis dunia menyayangkan dan mengecam penyebaran penyakit tersebut yang diduga melibatkan kelompok ISIS. Beberapa media di Indonesia dan juga media Internasional memberitakan hal tersebut, seperti yang dimuat oleh Dailymail, 05/12/2015. Untuk mengenal penyakit ini lebih lanjut, penulis merangkum tentang penyakit tersebut seperti yang dikutip dari medicastore.com.
DEFINISI
Leishmaniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Leishmania dan
disebarkan melalui gigitan lalat pasir. Penyakit ini ditemukan di daerah-daerah tropis, sub-tropis, dan Eropa Selatan. Penyakit ini memiliki berbagai bentuk pada manusia. Bentuk yang paling sering adalah : leishmaniasis kutaneus, yang menyebabkan luka pada kulit. Bentuk ini terjadi di Eropa Selatan, Asia, Afrika, Meksiko, dan Amerika Tengah dan Selatan. Leishmaniasis visceral (kala-azar), yang mengenai organ-organ dalam, seperti limpa, hati, dan sumsum tulang. Bentuk ini biasanya terjadi di India, Afrika (terutama Sudan), Asia Tengah, daerah di sekitar Mediteranean, Amerika Tengah dan Selatan, dan adakalanya di
Cina. Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama orang dengan AIDS, lebih rentan untuk terkena leishmaniasis.
PENYEBAB
Penyebab Leishmaniasis adalah protozoa Leishmania. Penyakit ini disebarkan oleh lalat pasir yang terinfeksi, yaitu dengan menggigit manusia atau hewan, misalnya anjing atau hewan pengerat. Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar melalui transfusi darah, jarum suntik yang sebelumnya dipakai oleh orang yang terinfeksi, dari ibu ke bayinya saat dilahirkan, atau melalui hubungan seksual.
GEJALA
Terdapat beberapa bentuk leishmaniasis pada manusia. Beberapa orang bisa mengalami infeksi yang tenang, tanpa adanya tanda atau gejala apapun. Tetapi, infeksi ini dapat juga menyebabkan: Leishmaniasis kutaneus. Bentuk ini adalah yang paling sering terjadi, dimana terbentuk lesi pada kulit yang awalnya berupa benjolan kecil dan bisa berakhir sebagai luka terbuka. Beberapa orang bisa mengalami pembesaran kelenjar getah bening. Luka pada kulit biasanya bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa bulan, tetapi bisa juga menetap selama bertahun-tahun. Luka ini sembuh dengan meninggalkan jaringan parut yang dapat menetap.
Leishmaniasis visceral (kala-azar), yang mengenai berbagai organ tubuh bagian dalam (biasanya limpa, hati, dan sumsum tulang) dan dapat berakibat fatal. Orang yang terkena bisa mengalami demam, penurunan berat badan, muntah, diare, kelelahan, pembesaran limpa dan hati, serta penurunan jumlah sel-sel darah. Tanpa terapi sekitar 80-90% penderita yang bergejala akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian.
Pembesaran limpa pada: Leishmaniasis mukosa. Bentuk ini jarang terjadi dan bisa merupakan akibat dari leishmaniasis kutaneus. Parasit tertentu dapat menyebar dari kulit dan menyebabkan luka pada membran mukosa hidung (paling sering), mulut, atau tenggorokan. Tanda awal dapat berupa hidung tersumbat atau perdarahan pada hidung (mimisan). Luka ini dapat menyebabkan perubahan bentuk wajah yang berat. Adakalanya luka terjadi pada kulit di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan yang mirip dengan lepra (kusta).
DIAGNOSA
Diagnosa leishmaniasis dapat dipastikan dengan memeriksa contoh jaringan yang terinfeksi, yaitu dengan menemukan parasit penyebabnya. Selain itu, pemeriksaan darah untuk mendeteksi antibodi terhadap parasit juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi leishmaniasis visceral pada orang-orang yang bergejala.
PENGOBATAN
Obat-obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi tergantung dari spesies penyebabnya dan juga lokasi geografis penyakit. Pengobatan untuk leishmaniasis kutaneus tergantung dari keparahan penyakit dan kemungkinan penyebaran ke membran mukosa. Obat yang mengandung antimon seringkali digunakan, terutama jika mungkin terjadi penyebaran ke membran mukosa. Operasi rekonstruktif dapat dilakukan jika terjadi perubahan bentuk hidung atau wajah.
PENCEGAHAN
Pencegahan dimulai dengan cara mengobati orang yang terinfeksi dan berusaha untuk mencegah gigitan lalat pasir. Orang-orang yang diobati lebih jarang mengalami infeksi ulang Leishmania spesies yang sama. Selain itu untuk mencegah kontak dengan vektor penyakit (lalat pasir), dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut: Gunakan penolak serangga (repellent) yang mengandung DEET (diethyltoluamide) pada kulit Gunakan insektisida (misalnya permethrin) pada kasa serangga, kelambu, dan pakaian
Gunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki, untuk meminimalkan bagian kulit yang terpapar
REFERENSI
• P, Richard D. Leishmaniasis. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
• Centers for Disease Control and Prevention. Leishmaniasis. Atlanta. 2013
• www.medicastore.com.
Dalam beberapa bulan terakhir kita membaca berita tentang penyebaran penyakit dengan nama Leishmaniasis di Suriah. Para aktivis dunia menyayangkan dan mengecam penyebaran penyakit tersebut yang diduga melibatkan kelompok ISIS. Beberapa media di Indonesia dan juga media Internasional memberitakan hal tersebut, seperti yang dimuat oleh Dailymail, 05/12/2015. Untuk mengenal penyakit ini lebih lanjut, penulis merangkum tentang penyakit tersebut seperti yang dikutip dari medicastore.com.
DEFINISI
Leishmaniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Leishmania dan
disebarkan melalui gigitan lalat pasir. Penyakit ini ditemukan di daerah-daerah tropis, sub-tropis, dan Eropa Selatan. Penyakit ini memiliki berbagai bentuk pada manusia. Bentuk yang paling sering adalah : leishmaniasis kutaneus, yang menyebabkan luka pada kulit. Bentuk ini terjadi di Eropa Selatan, Asia, Afrika, Meksiko, dan Amerika Tengah dan Selatan. Leishmaniasis visceral (kala-azar), yang mengenai organ-organ dalam, seperti limpa, hati, dan sumsum tulang. Bentuk ini biasanya terjadi di India, Afrika (terutama Sudan), Asia Tengah, daerah di sekitar Mediteranean, Amerika Tengah dan Selatan, dan adakalanya di
Cina. Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama orang dengan AIDS, lebih rentan untuk terkena leishmaniasis.
PENYEBAB
Penyebab Leishmaniasis adalah protozoa Leishmania. Penyakit ini disebarkan oleh lalat pasir yang terinfeksi, yaitu dengan menggigit manusia atau hewan, misalnya anjing atau hewan pengerat. Pada kasus yang jarang, infeksi dapat menyebar melalui transfusi darah, jarum suntik yang sebelumnya dipakai oleh orang yang terinfeksi, dari ibu ke bayinya saat dilahirkan, atau melalui hubungan seksual.
GEJALA
Terdapat beberapa bentuk leishmaniasis pada manusia. Beberapa orang bisa mengalami infeksi yang tenang, tanpa adanya tanda atau gejala apapun. Tetapi, infeksi ini dapat juga menyebabkan: Leishmaniasis kutaneus. Bentuk ini adalah yang paling sering terjadi, dimana terbentuk lesi pada kulit yang awalnya berupa benjolan kecil dan bisa berakhir sebagai luka terbuka. Beberapa orang bisa mengalami pembesaran kelenjar getah bening. Luka pada kulit biasanya bisa sembuh dengan sendirinya setelah beberapa bulan, tetapi bisa juga menetap selama bertahun-tahun. Luka ini sembuh dengan meninggalkan jaringan parut yang dapat menetap.
Leishmaniasis visceral (kala-azar), yang mengenai berbagai organ tubuh bagian dalam (biasanya limpa, hati, dan sumsum tulang) dan dapat berakibat fatal. Orang yang terkena bisa mengalami demam, penurunan berat badan, muntah, diare, kelelahan, pembesaran limpa dan hati, serta penurunan jumlah sel-sel darah. Tanpa terapi sekitar 80-90% penderita yang bergejala akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian.
Pembesaran limpa pada: Leishmaniasis mukosa. Bentuk ini jarang terjadi dan bisa merupakan akibat dari leishmaniasis kutaneus. Parasit tertentu dapat menyebar dari kulit dan menyebabkan luka pada membran mukosa hidung (paling sering), mulut, atau tenggorokan. Tanda awal dapat berupa hidung tersumbat atau perdarahan pada hidung (mimisan). Luka ini dapat menyebabkan perubahan bentuk wajah yang berat. Adakalanya luka terjadi pada kulit di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan yang mirip dengan lepra (kusta).
DIAGNOSA
Diagnosa leishmaniasis dapat dipastikan dengan memeriksa contoh jaringan yang terinfeksi, yaitu dengan menemukan parasit penyebabnya. Selain itu, pemeriksaan darah untuk mendeteksi antibodi terhadap parasit juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi leishmaniasis visceral pada orang-orang yang bergejala.
PENGOBATAN
Obat-obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi tergantung dari spesies penyebabnya dan juga lokasi geografis penyakit. Pengobatan untuk leishmaniasis kutaneus tergantung dari keparahan penyakit dan kemungkinan penyebaran ke membran mukosa. Obat yang mengandung antimon seringkali digunakan, terutama jika mungkin terjadi penyebaran ke membran mukosa. Operasi rekonstruktif dapat dilakukan jika terjadi perubahan bentuk hidung atau wajah.
PENCEGAHAN
Pencegahan dimulai dengan cara mengobati orang yang terinfeksi dan berusaha untuk mencegah gigitan lalat pasir. Orang-orang yang diobati lebih jarang mengalami infeksi ulang Leishmania spesies yang sama. Selain itu untuk mencegah kontak dengan vektor penyakit (lalat pasir), dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut: Gunakan penolak serangga (repellent) yang mengandung DEET (diethyltoluamide) pada kulit Gunakan insektisida (misalnya permethrin) pada kasa serangga, kelambu, dan pakaian
Gunakan pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki, untuk meminimalkan bagian kulit yang terpapar
REFERENSI
• P, Richard D. Leishmaniasis. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
• Centers for Disease Control and Prevention. Leishmaniasis. Atlanta. 2013
• www.medicastore.com.